Untukmengenang jasa-jasanya, bulan Juni pun dinobatkan sebagai Bulan Bung Karno. Bahkan, sebuah grup musik bernama Rodinda, mempersembahkan lagu untuk sang proklamator berjudul Bung Karno Bapak Bangsa. Lagu yang diciptakan oleh Rieke Diah Pitaloka diambil dari bait-bait puisi dibuat oleh Soekarno.
MenurutBung Karno,Pak Marhaen adalah gambaran besar masyarakat Indonesia yang kala itu masih diisi oleh mayoritas petani kecil yang tertindas oleh kompeni. Bung Karno menyebut Marhaenisme sebagai Marxisme yang diselenggarakan, dicocokkan, dilaksanakan di Indonesia. Jadi, bisa disimpulkan bahwa Marhaenisme adalah Marxisme ala Indonesia atau
SinopsisTerjemahan karya Cindy Adams mengenai otobiografi Bung Karno ini telah mengalami cetak ulang berkali-kali, sejak pertama kali diterbitkan pada tahun 1966. Tetapi di kemudian hari baru diketahui ternyata terdapat banyak kesalahan-kesalahan dalam terjemahan, bahkan ada juga selipan-selipan isi yang tidak ada pada naskah aslinya.Hal ini
Istriku telah membuat sebuah bendera dari dua potong kain. Sepotong kain putih dan sepotong kain merah. Ia menjahitnya dengan tangan," ungkap Soekarno dalam buku Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia. "Inilah bendera resmi yang pertama dari Republik," tambah sang proklamator yang kemudian menjadi Presiden RI pertama ini.
Sejumlahkisah istri Soekarno pernah diungkapkan di dalam buku, antara lain: Inggit: dengan judul buku Kuantar Ke Gerbang (1988), ditulis oleh Ramadhan K.H.; Fatmawati: dengan judul buku Catatan Kecil Bersama Bung Karno (1978), ditulis oleh Fatmawati.; Haryati: Soekarno The Hidden Story (2001), ditulis oleh Haryati Soekarno. Hartini: Biografi Hartini Soekarno (2009) ditulis oleh Arifin Suryo

Jikakamu tertarik dan berminat untuk membaca kisah hidup sang Proklamator, kamu bisa mendapatkan buku-buku ini di membaca versi buku digitalnya melalui Gramedia Digital. Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, borong semua buku di atas dengan lebih hemat!

SANGPROKLAMATOR. Karya : Sari Salsabila. Sebelum 1945. Terkenang, tersungkur, gelap nan mendung dinegeri ini. Kehormatan bangsa terinjak. Harta terjarah. Namun, semua berubah. Tatkala sang pahlawan bangsa menyapa melawan duka. Merelakan jiwa dan raga demi Indonesia. sIImP.
  • lac74r4626.pages.dev/238
  • lac74r4626.pages.dev/25
  • lac74r4626.pages.dev/387
  • lac74r4626.pages.dev/259
  • lac74r4626.pages.dev/36
  • lac74r4626.pages.dev/101
  • lac74r4626.pages.dev/193
  • lac74r4626.pages.dev/396
  • lac74r4626.pages.dev/349
  • puisi bung karno sang proklamator karya sari salsabila